Itulah ucapan yang paling heboh dan menyesatkan di internet saat ini.
Ucapan itu dilontarkan oleh seorang sufi gila di abad yang juga sudah tidak waras ini.
Ucapan itu dilontarkan oleh seorang sufi gila di abad yang juga sudah tidak waras ini.
Tidak kurang dari 1000 ulama menghujat ucapannya.
Dia bernama Jaahil Murokkab.
Membaca riwayatnya, dia seorang penderita sakit jiwa kronis..
Ketika ditanya dalam sidang ketuhanan,
Apa alasannya mengucapkan kalimat itu,
Dia menjawab:
“Saya tidak tahu bahwa saya mengucapakan kalimat itu.”
Para ulama menghela nafas panjang untuk menunggu pengakuannya yang lebih jelas. Jaahil Murokkab kemudian disekap dan dikurung dalam penjara, untuk memaksa agar pengakuan tulusnya keluar dari mulutnya. Sehari kemudian, para ulama kembali mendatanginya di penjara sambil bertanya:
“Bagaimana rasanya tinggal disini? Apakah anda belum juga akan mengaku?
Jika belum, anda tidak akan dikeluarkan dari penjara ini!”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Terima kasih. Saya senang tinggal disini.”
Para ulama istighfar berkali-kali.
Dan salah seorang dari mereka menampar mulut Jaahil Murokkab sambil berkata:
“Apakah anda belum juga akan sadar?”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Tamparlah dengan lebih keras lagi.”
Maka para ulama tersebut jadi histeris.
Mereka menampar, memukul kepala Jaahil secara bergantian sambil berteriak “Allahu Akbar.”
Kepala il Murokkab terkulai. Nafasnya tersengal-sengal.
“Apa tujuan anda mengucapkan kalimat itu. Jawab!”
“Ayo jawab, kafir!”
Leher Jaahil Murokkab dicekik.
Rambutnya dicengkram. Kuat!
“Jawab!”
“Apa tujuan anda mengucapkan kalimat bahwa anda adalah pengganti Tuhan?”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Untuk menguji anda semua. Kapan anda mau berhenti menjadi Tuhan atas diri saya. Dan untuk semua manusia.”
Dia bernama Jaahil Murokkab.
Membaca riwayatnya, dia seorang penderita sakit jiwa kronis..
Ketika ditanya dalam sidang ketuhanan,
Apa alasannya mengucapkan kalimat itu,
Dia menjawab:
“Saya tidak tahu bahwa saya mengucapakan kalimat itu.”
Para ulama menghela nafas panjang untuk menunggu pengakuannya yang lebih jelas. Jaahil Murokkab kemudian disekap dan dikurung dalam penjara, untuk memaksa agar pengakuan tulusnya keluar dari mulutnya. Sehari kemudian, para ulama kembali mendatanginya di penjara sambil bertanya:
“Bagaimana rasanya tinggal disini? Apakah anda belum juga akan mengaku?
Jika belum, anda tidak akan dikeluarkan dari penjara ini!”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Terima kasih. Saya senang tinggal disini.”
Para ulama istighfar berkali-kali.
Dan salah seorang dari mereka menampar mulut Jaahil Murokkab sambil berkata:
“Apakah anda belum juga akan sadar?”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Tamparlah dengan lebih keras lagi.”
Maka para ulama tersebut jadi histeris.
Mereka menampar, memukul kepala Jaahil secara bergantian sambil berteriak “Allahu Akbar.”
Kepala il Murokkab terkulai. Nafasnya tersengal-sengal.
“Apa tujuan anda mengucapkan kalimat itu. Jawab!”
“Ayo jawab, kafir!”
Leher Jaahil Murokkab dicekik.
Rambutnya dicengkram. Kuat!
“Jawab!”
“Apa tujuan anda mengucapkan kalimat bahwa anda adalah pengganti Tuhan?”
Jaahil Murokkab menjawab:
“Untuk menguji anda semua. Kapan anda mau berhenti menjadi Tuhan atas diri saya. Dan untuk semua manusia.”
0 komentar:
Posting Komentar