Apakah selamanya akan seperti ini,
Malam berdetak sudah tepat ditengah-tengahnya, tapi
Ingatanku hanya dipenuhi lembaran namamu, mungkin
Re-majnunisasi diri yang akan terjadi lagi, dan lagi
Atau apa mungkinkah ini akibat hipnotis insomniaku,
Hanya saja aku yakin seragu-ragunya bukan melainkan karena,
Satu hati sejuta rindu semilyar rasa, kupikir itu
Yang sedang menentramkan malam ini, dan yang
Akan mendamaikan ramai pagiku nanti, laqod
Qomatil mahabbah, wa isyqun qoriib, setidaknya
Itulah sebab aku melempar kata hayhaata ke tong sampah,
Lalu kuganti dengan setumpuk doa untukmu disana, semoga
Akhirnya aku-engkau menjadi satu menjadi kita, Olehnya
Aku ingin membisikkan sesuatu, meski
Mungkin itu adalah kemustahilan, tapi
Inilah ke-apa-an yang mengusir nyenyak tidurku,
Rasa yang datang tak mau pergi-pergi, sebab
Aku menunggu kedirian yang jauh disana, meski
Hati meronta dan sepertinya itu luka, tapi
Semua tak berubah takkan pernah, karena
Yang berjarak itulah yang menciptakan rindu,
Aku tak sanggup bila tak bertemu,
Quo vadis hati yang sedang tidak enak badan,
Ialah hanya engkau penawar satu-satunya,
Lalu kutarik nafas dan berkata,
Aku kepadamu yang terdalam. . .
Rabu, 28 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cermin

0 komentar:
Posting Komentar