Sabtu, 23 November 2013

Negeri tanpa cahaya

Syahdan suatu negeri
diserang dan di aduk-aduk kegelapan
Konon penduduknya semua
memilih migrasi untuk meninggalkan siang
Karena gemarnya ia menjadi makmum
atas sang sultan malik bin tamak
Juga karena keseringan bergaul
dengan tetangga kampung sebelah yang buta matanya
Maka mereka seketika
dirasuki malam tak bermata tanpa hari
Disana bertabrakanlah satu sama lain,
berjalan dengan dua kepala
Rekahan dan celah dilucuti
dan diganti dengan tembok tanpa gerbang
Sehingga cahaya apapun
tak dapat mengintip masuk kedalam
Atap rumah-rumah
dipasangi huruf dan mantra pengusir pagi
Rembulan dihardik pancurnya,
bunyi ketoknya dibuang kelangit
Lalu tibalah mereka seluruhnya
didalam nuansa kafan hitam

Ada 3
pasukan berkuda dibalik gunung yang siap menyerang
Dia adalah utusan
datang dengan sesuatu yang sangat serius,
Aku telah lama melihat kulit masam,
pintu telinga nya ditutup
Mulutnya menelan kebencian
lalu lidah melemparkan kejahatan
Ini adalah sihir maka bubarlah,
itu hanya ocehan puisi belaka 
Orang-orang haram seperti apakah
yang akan kau iya dan ikuti
Tak seorang pun yang mampu
mengada tanpa mengalahkan
Disini angin tak bisa menyelinap,
yang berbolak-balik mundur
Aku pikir yang ketiga
angkat tangan dan dijebloskan ke gurun
Maka tragedi kawat besi membelit otot
negeri itu jadi kutukan
Tujuh lapis tanah kehilangan arah,
melumpur dan membusuk
Segera saja kawanan rayap
menyerbu menggrogoti pintu-pintu kota
Bangsa cacing bersekutu
membantu menyuburkan hancurnya
Amarah bi su telah menjadi selimut tebal berbulu duri
Begitulah kisah botol yang tertutup
semakin tak bisa dibuka tutupnya

Lampu-lampu dan lentera 
menolak untuk menyala dinegeri ini
Api yang di sulut-sulut
tak lagi berhasil menciptakan cahaya
Sebab warna nyalanya hitam
kelam pekat telah melekat hebat

Akhirnya sang sultan benar-benar berhasil menjadi imam sesat
Negeri yang dulunya penuh damai dan surga kini menzhulumat
Hewan ternak meliar dan membuas, penyakit kumatnya melumat
Tak ada lagi penyembuh luka, sejarah tentangnya sudah tamat
Langit hanya bisa geleng-geleng kepala meraba tombol kiamat

Tapi ..
ada satu thabib yang bisa membuatnya sehat katanya selamat
Itupun kalau sang thabib ini masih punya kehendak atau minat
Tanyakan perihal ini kepada burung-burung yang musyawarat
Atau coba terhadap empat kawan kita yang sementara mendebat
Entah tangan siapa lagi yang dipakai panjatkan doa dan laknat
Untuk mengurai simpul mati yang ujungnya hilang dibawa lalat
Dan untuk memutar poros wajah supaya balik mencium kiblat
Demikianlah berita tewasnya negeri tanpa cahaya dalam surat..



Tulungrejo, 22/08/2013


0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab