1#
Kita dipertemukan oleh hujan
jadi setiap ada hujan aku pasti mengingatmu
setiap hujan datang aku bermain hujan untuk menemuimu
kala itu adalah hujan pembuka ditahun kemarauku
kamu dan hujan turun melenggok dari langit keberapa
sesampaimu dibumi, atap rumahku menyambutmu dengan irama
penuh kegembiraan lalu sorak sorai tanah melengkapinya
anak-anak keturunan rakyat tanpa baju dibadannya jingkrak
berlarian kesana kemari turut mengupacarai kehadiranmu
sungai desaku menyanyi mengalirkan tawa yang akhirnya
membangunkan aku dari lamunan di atas tumpukan batu-batu
berselimut pasir yang hinggap dibibir sungai
tempatku menanam mimpi
2#
datanglah kamu ditemani oleh keindahan dari ujung rambut
sampai pangkal kakimu. Mataku yang telah divonis positif rabun
hampir saja melompat keluar dari kelopaknya, tapi beruntung
dengan sangat cekatan kutahan mereka berdua dengan sepasang tanganku
kini kakiku yang hilang kesabarannya dengan refleks mengirim pesan
rahasia melaju menuju naik ke pusat otakku, isinya ultimatum
untuk takjub hampiri kecantikan wahai perempuan yang tiada duanya.
3#
matamu itu, alis, bulu mata, pipi dan putih kulit beningmu
hidung bibir dagumu semuanya bekerjasama sangat kompak, melukis
dan membentuk keajaiban dunia yang melebur dalam wajahmu yang cantik
sampai-sampai penaku minta ampun karena kewalahan dan bingung ia
mencari di kamus kosakata apa yang paling sanggup mewakili serta
menterjemahkan kenyataan sang fakta yang sedang berlangsung itu
4#
aku sendiri yang awam dan kampungan, seumur hidup belum pernah
menyaksikan pemandangan yang begitu itu, aku seperti dikutuk jadi batu
kaki yang tadinya melapor ke kepala tak kunjung mendapat perintah bergerak
mungkin karena lalu-lintas syaraf dikepalaku macet total gara-gara
tak sanggup menerimanya sebagai ada, mengiyakannya sebagai nyata
5#
Hujan melanjutkan gerimisnya, terdengar pula suaranya mengejekku,
sesekali kulihat angin berpartisipasi menertawaiku,
kamu yang tak terlacak oleh kalimat dan paragraf masih belum angkat bicara
hanya menatap penuh tanya kearahku sambil mengayunkan beberapa senyum surgawi
hasil cipta karya bibirmu yang aduhai sungguh tak terkatakan
yang membuat semakin tembus rasanya dihatiku
5#
Aku harus mencintaimu, bagaimanapun caraku, beritahu aku
karena takkan ada lagi mekar bunga setelahmu, aku sekarang sudah terlanjur mabuk
pandanganku kularang kemana-mana, hatiku berdetak menyebut-nyebut siapa namamu
Hujan benar-benar telah mengguyur hatiku, dan sungguh engkaulah hujan itu
aku haus mencintaimu, engkaulah sumur penyejuk tanpa dasar dalam palung jiwaku
izinkan aku meneguk mata air cintamu, agar sirna dahaga yang menggangguku
6#
datanglah duhai, mendekatlah wahai, dekaplah lebih dekat lagi
aku ingin menghabiskan seluruh quota hidupku bersamamu
maukah engkau? sudikah engkau? jangan tidak mau sayangku, engkau harus mau
ketahuilah adrenalin rinduku telah lama mencair mencarimu kemana-mana
dan kini setelah kau datang ia kembali mencair mengairi bilik hatimu
kumohonkan aku tak bisa lagi meneruskan hidup ini bila tanpamu
7#
kasih, kita hampir sampai di ujung kisah, namun engkau belum juga bercerita
tapi tak mengapa, sebab semua tentangmu aku sumpah cinta, asal kau baik-baik saja
aku mau mengambil semua derita, luka dan tangis air mata yang kau punya
karena diriku sudah tidak penting lagi, karena ia telah lebur menjadi hujan dirimu
aku masih terus dan terus berbicara apa saja menumpahkan cinta kedalam gelas jiwamu
8#
langit kini datang memberi isyarat, sudah waktunya pulang menjemputmu bersama hujan
kita saling dipertemukan hujan namun pada akhirnya dipisahkan juga oleh hujan air mata
maka setiap ada hujan aku coba melupakanmu, tapi tak mungkin itu tak mungkin tak mungkin,
hatiku telah menjadi hujan hatimu, menyatu dalam hati menyati dalam satu, yakni cinta
aku tak tega, tak pernah bisa mengakhiri setiap cerita dengan luka seperti ini,
hidupku indah bila bersamamu, tapi matiku jauh lebih indah, karena itu aku rela
saat itu kita akan bertemu, membuang keseluruhan harap dan menggantinya dengan surga
kita bertemu dalam pertemuan sejati yang tak ada lagi perpisahannya, abadi kita berdua
hanya kita berdua, tak ada yang lain, kitapun satu, menjadi awal dan akhir...
Tulungrejo, 05/11/2013
Senin, 04 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cermin

0 komentar:
Posting Komentar