Pada kesempatan ini, saya mau mengupas salah satu dari lagu Band yang menurut saya cukup fenomenal di blantika musik Indonesia ini. Bukan suatu hal yang kebetulan jika saya memilih lagu di atas. Walaupun lagu ini sudah lumayan lama, kalau tidak salah lagu ini ada di album ke-4 atau ke-3, tapi menurut saya lagu ini sangat memotifasi kita untuk mendobrak dunia. Untuk lebih terstruktunya mari bersama-sama sebelumnya kita baca Basmalah…
Bismillahirrahmanirrahim..
Lalu kita selami tiap rangkaian huruf yang berbaris menyusun kata, dan merangkai kalimat, dalam baris-baris yang membentuk bait demi bait ini…. Pada bait pertama, terlihat bahwa Ariel ingin menggambarkan ketertindasan, keterpurukan, dan ketidak adilan yang di alami oleh “kita”
Kita adalah hati yang tertindas
Kitalah langkah yang berhenti berjalan
Kitalah mimpi yang tak terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang
Kita memahami yang sesungguhnya
Dan harus menjelaskan semua
Tanpa pedulikan kata mereka
Kita berjalan melawan duniaHanya bisa bicara
Mereka tak beri jawaban
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan(Peterpan)
***
Kita memahami yang sesungguhnyaBaris yang pertama, menyampaikan sebuah pesan, bahwa “kita” sebenarnya memiliki sebuah potensi yang luar biasa. Yaitu dia mengetahui dan memahami fakta yang benar dan juga solusi untuk “kita”. Tapi “kita” disini bagaikan dalam keterasingan ditengah-tengah orang llain yang sebenarnya juga bagian dari “kita”. Hanya sebagian kecil “kita” yang memahami bahwa “kita” sekarang dalam sebuah kerangkeng, yang membelenggu semua potensi dan kekuatan “kita”. Dan parahnya lagi “kita” yang sebagian besar lainnya seakan merasa bahwa “kita” dalam keadaan yang baik-baik saja, mun jar urang jawa tuh, “Gemah Ripah Loh Jinawi”. Dan ini berarti tugas besar untuk “kita” yang minoritas untuk mampu menyampaikan keadaan yang sebenarnya kepada “kita” yang mayoritas.
Dan harus menjelaskan semua
Tanpa pedulikan kata mereka
Kita berjalan melawan dunia
Ibarat luka yang ditaburi garam, terasa sangat pedih. Itu nasib dari “kita” yang minoritas. Entah apakah hukum alam atau apa, “kita” yang mayoritas sebagian besarnya menganggap usaha dari “kita” yang minoritas merusak tatanan kehidupan mereka, yang seperti di nina bobokan oleh kenyamanan yang semu. Sebagian besar “kita” mayoritas merasa terganggu oleh “kita” minoritas. Tapi “kita” minoritas adalah pejuang sejati, tanpa menghiraukan umpatan2, ejekan2, dan halangan2 yang dilakukan “kita” mayoritas, mereka tetap maju melawan dunia. Karena mereka yakin, bahwa mereka membawa solusi yang benar dan tepat, bagi masalah “kita” semuanya.
Hanya bisa bicara
Mereka tak beri jawaban
Mereka tak beri jawaban
Yang membedakan antara “kita” yang satu ini dengan “kita” yang lain, adalah selain memahami masalah “kita” semuanya, “kita” yang ini memiliki solusi. Tidak cuma bisa bicara, koar2 tidak jelas, tapi mereka bisa menjawab permasalahan yang ada ditengah2 “kita”.
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Teruslah berjalan
Tak perlu dengar kata mereka
Teruslah berjalan
Titik terdalam dari samudra lirik ini tiba di bait terakhir….
Konsistensi….(bahasa gaulnya ISTIQOMAH). Seakan satu kata ini begitu pas untuk memaknai barisan huruf di bait akhir ini. Tanpa mempedulikan orang lain yang hanya menghambat “kita” menuju solusi yang di inginkan, “kita” terus melangkah, dan berjalan.
***
Sebuah harapan bagi seluruh kaum muslimin dimana pun kalian berada. Jangan takut “MELAWAN DUNIA” yang sekarang tengah dikuasai oleh hegemoni KAPITALISME BUSUK. Yakinlah bahwa, ISLAM adalah solusi dan tujuan kita, dan ISLAM SELALU BENAR, maka apa yang kalian takutkan…?? Sedangkan ALLAH selalu bersama kita, dan ALLAH akan senantiasa menolong hambanya yang menolong AGAMANYA.
“Kita” tahu masalahnya, apa yang menyebabkan DUNIA ini jadi BUSUK, KAPITALIS
Dan “Kita” tahu solusinya, ISLAM
So, masihkah “kita” berdiam diri, menunggu bumi ini makin rusak, hingga kita digantikan oleh generasi-generasi pejuang yang lain..?? Maka benar-benar rugi jika “kita” menunggu hingga saat itu terjadi.
Mengutip perkataan seorang teman yang dianya juga ngutip dari sebuah majalah REVOLUSIONER
“SALAH SATU TANDA KEHIDUPAN ADALAH MELAWAN KETIKA TERTINDAS, MAKA BAGI ORANG-ORANG YANG HANYA BISA DIAM MAKA DIA BISA DIKATAKAN MATI….!!”
Wallahu ‘alam
Semoga bermanfaat

0 komentar:
Posting Komentar