Jika anda marah dengan tulisan ini; anda sedang menuju pada sebuah kesadaran baru…
Kau kabarkan pada mereka… …
bahwa keperubahan Indonesia bukanlah belajar pada ruang-ruang kosong tanpa realitas
atau teori-teori dan cita-cita individualitas di kekakuan bangku kuliah.
Keperubahan Indonesia adalah penyatuan
keintelektualan akademis dan kepekaan terhadap realita sosial,
tentu bukanlah nalar kebahagiaan yang sekedar menebar pesona dan kentalnya kenaifan dosen-dosen mata duitan atau sok pintarnya mahasiswa yang tak paham historisitasnya
Tulisan ini jika bukan ditempatkan sebagai sebuah kritik, tidak apa-apa juga jika dikatakan sebagai bentuk dari gejala paranoia dan semacam luapan rajukan dari penulis atau mereka yang malu-malu mulai jenuh dengan kondisi STAIN Parepare, jenuh dengan terlalu pd-nya para penghuninya yang terlanjur senang dengan mensubjektifikasi diri sebagai insane akademis, atau sekalian para orang gila yang sedang mencoba menjadi pintar..
Kau kabarkan pada mereka… …
bahwa keperubahan Indonesia bukanlah belajar pada ruang-ruang kosong tanpa realitas
atau teori-teori dan cita-cita individualitas di kekakuan bangku kuliah.
Keperubahan Indonesia adalah penyatuan
keintelektualan akademis dan kepekaan terhadap realita sosial,
tentu bukanlah nalar kebahagiaan yang sekedar menebar pesona dan kentalnya kenaifan dosen-dosen mata duitan atau sok pintarnya mahasiswa yang tak paham historisitasnya
Tulisan ini jika bukan ditempatkan sebagai sebuah kritik, tidak apa-apa juga jika dikatakan sebagai bentuk dari gejala paranoia dan semacam luapan rajukan dari penulis atau mereka yang malu-malu mulai jenuh dengan kondisi STAIN Parepare, jenuh dengan terlalu pd-nya para penghuninya yang terlanjur senang dengan mensubjektifikasi diri sebagai insane akademis, atau sekalian para orang gila yang sedang mencoba menjadi pintar..
Tentu kalau didata dan dibentang apa kira-kira yang ada dibenak dan otak baik dari jajaran yang paling tinggi dalam masyarakat STAIN Parepare sampai mahasiswanya; kita mungkin akan terperangah dengan sebuah fakta bahwa hanya ada segilintir saja yang sadar bahwa institusi ini sedang memasuki sebuah lubang kemandulan dan mulai mengarah pada gejala a-historis baik (terutama) mahasiswa, dosen maupun birokrasinya. Dari gejala hedonism, aktivisme naïf, apatis, degradasi moral, yang semuanya bercandu, sebut saja STAIN Parepare sedang terjun bebas menuju black hole, dan sekalian penghias yang melengkapi apa yang namanya hura-hura globalisasi-neoliberalisme; selanjutnya anda bebas menafsirnya apa lagi..?
Sebagai wanti-wanti, STAIN Parepare seharusnya tidak harus mati-matian berusaha mem-BHP-kan diri, jika tak ingin menjadi kasino legal dengan bersembunyi pada keramaian dan sesak nafas di Kota Parepare. Jika ingin menjadikan Parepare dan Indonesia lebih sedikit ramah dengan hakikat pendidikan, kenapa mesti berdarah-darah mempercantik diri untuk menjadi semacam tempat perekrutan penghamba kapitalisme pendidikan; atau jangan sampai juga STAIN Parepare hanya akan menjadi wadah penataran orang-orang kolot yang kebingungan akan masa depannya; diberikan janji-janji akan mudahnya pekerjaan, hidup enak jika selesai dan mendapat kerja; seperti kebanyakan kampus-kampus lain di Indonesia.
Sementara di sisi lain, ada pergeseran persepsi dalam diri kita; mulai tercerabutnya pemahaman akan tanggung jawab sosial mahasiswa dan institusi, sehingga kita sering lupa diri, tidak pernah paham dengan apa yang sedang kita lakukan, setidaknya memahami sejarah diri (mahasiswa dan institusi pendidikan Indonesia), dari perjuangan orang-orang semacam, Soekarno, Hatta, Syahrir, Gie, dll. Sehingga kemudian dengan tanpa beban misalnya BEM dan MPM-nya terlalu kepedean dan atau terlalu over dengan (keseringan berjas) namun nihil kerja, atau berulangkali menyebut diri: agent of change-lah, agent of control-lah dan lain-lain; anda dapat menambahkannya…. mungkin dengan aktivisme naif (???). Lingkungan STAIN Parepare sedang terkondisi untuk (mungkin) terpaksa menjadikan para lulusannya jadi pecundang… MARI MEMAKI DIRI SENDIRI !!!.
Sistem perkuliahan yang tak berorientasi pada kenyataan dan kebutuhan rakyat khususnya masyasrakat Sulawesi Selatan; jangankan mahasiswanya sedangkan dosen saja belum dapat jalan yang lurus, atau apa kira-kira kontribusi Jurusan Tarbiyah untuk pendidikan yang ada disekelilingnya, Spirit bakti dan pengabdian yang sangat kering, pada hal Kampus itu mestinya adalah wadah untuk menempa dan memfasilitasi manusia agar memahami permasalahan-permasalahan yang riil pada lingkungannya lalu memberikan solusi-solusi dengan berdasar pada kepekaan dan rasa cinta dan kasih pada sesamanya.
Tema-tema yang digalakkan dalam perkuliahan selalu saja bagaimana menjadikan pendidikan di bawah subordinasi globalisasi dan grand design neoliberalisme; dan seolah-olah para dosen sedang berkampanye secara massif untuk mengajak para mahasiswanya merelakan Indonesianya dijajah dan dijarah terus menerus, atau sekalian ikut-ikutan menjajahnya…..
Sungguh tragis Sejarah yang akan kita cetak di atas kertas putih tak berdosa...... Alangkah Lucunya Kampus Ini........(Bersambung)
Landax

0 komentar:
Posting Komentar