Kamis, 29 September 2011

Tuhan bersama mahasiswa Tingkat Akhir; Insya Allah saya jadi Sarjana

Tak terasa dihantam oleh waktu, ternyata cukup gila seorang aku yang selama ini berapi-api mengibarkan bendera idealisme mahasiswa, sedangkan yang kuinjak adalah diriku sendiri, orang tuaku dan orang-orang yang mencintaiku. Aku lupa..... dan aku salah memilih jalan setapak itu. Walau begitu, apapun yang terjadi tak kan pernah kusesali, asalkan menjalani semua dengan-Mu. Entah apa yang telah merasuk dan melekat hebat di tubuh yang sederhana ini, hingga saking dahsyatnya ia aku sungguh tak mampu melawannya. Celakanya..!!! baru sekarang ini aku sadari bahwa ia telah memulai proyek besar untuk menghancurkan konstruksi masa depanku.

udah semester berapa ?
udah sampai mana skripsinya ?
jadi, kapan wisuda ?
bla bla bla…

Pertanyaan itu adalah monster bagiku, yang setiap saat seenaknya menakutiku....
Selama dua tahun lebih sudah ia menjajahku. kini waktunya aku meraut dan meruncingkan bambuku untuk melenyapkannya dimuka bumi ini. Kemarin aku dipaksa oleh diriku sendiri untuk menandatangani surat perjanjian taubat bermaterai 6000. Aku pasrah tapi bukan berarti aku lemah. ini adalah strategi perang cina yang terkenal itu. aku kecil tapi bukan berarti aku tidak kuat. ini adalah mata kuliah dengan sks berbobot tinggi. Wahai diriku sendiri...... Perjuangan belum selesai.....

Aku......
Adalah murid dari seorang guru yang bernama kemauan...
Adalah mahasiswa dari seorang dosen yang bernama kesabaran........... 
Adalah santri dari seorang ustadz yang bernama keikhlasan.........

Insya Allah saya jadi SARJANA....!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab