Kamis, 16 Februari 2012

Ensiklopedia Jaahil Murokkab 05

1. Yaa Matiin kuatkanlah badanku, Yaa Shobuur sabarkanlah hatiku, Yaa Quddus sucikanlah jiwaku, Yaa Khooliq ciptakanlah surga dibathinku, Yaa Muhyi' nyalakanlah semangat hidupku, Yaa Mumiit matikanlah kesombongan didadaku, Yaa Samii' dengarkanlah kepasrahan totalku, Yaa Bashiir lihatlah kehinaan diri ini, Yaa Lathiif lembutkanlah kata dan perbuatanku, Yaa Robb, Waktu terus berputar, dan Hanya satu yang aku tau sampai hari ini, bahwa Aku semakin tidak tau apa-apa..

2. Yaa Allah. Yaa Robb.. Robbul Jannati wa Naar.. Robbul Jinnati wal Absyaar.. Pengemis Spritual ini, Datang lagi Menghadap-Mu dengan Pakaiannya yang kotor, Tanpa wudhu, tanpa surat, tanpa apa-apa.. Orang Miskin Iman ini, Kembali lagi Sujud di kaki-Mu dengan najisnya di sekujur tubuh, Aku pasrah sepasrah-pasrahya pasrah.. Yaa Alloh, Yaa Rohman, Yaa Rohiim.. AstaghfiruKA bihaqqil Istighfaar.. Asta'iinuKA bihaqqil Isti'aanah... Atuubu IlaiKa bihaqqi Ttaubah.. Bihaqqi Taubatan nasuuhaa, Ampun Yaa Robb.. Ampun Yaa Ghoffaar.. Ampun Yaa Ghofuur.. Ampun Yaa Qohhaar.. Ampun Yaa Jabbaar.. Ampun Yaa Addhoor.. Ampuni aku yang sangat tidak sempurna ini... Ampuni hamba-Mu yang sangat hina dina ini.. Ampuni Yaa Allah..... 

3. Ibuku adalah Perpustakaan pertamaku, Guru Emosional dan Spiritualku, Universitas Kebaikanku., Fakultas Moralku.. Dosen paling ikhlas dan sabar, Merawat, menjaga, menasehati, Mendidik, membimbing, memotivasi, Mengajariku tentang kebaikan hidup.. Ibuku, adalah... Sumber kehidupanku.. Mata air inspirasiku... Malaikat yang menjelma menjadi manusia.. beliau adalah segalanya bagiku.. Ibu, Maafkan anakmu ini, Belum bisa berdiri dengan tegak, Belum bisa membalas cintamu yang maha tulus.. Walau aku tau, meski Aku berikan se isi langit dan bumi, Aku belikan surga firdaus di akhirat, Itu takkan bisa membalas semua.. Meski Engkau aku gendong naik-turun gunung tertinggi... Itu belum sebanding dengan semua, Takkan pernah bisa menggantikan air matamu.. Ibu, Aku tak tau harus berkata apa berkata kepada siapa.. Engkaulah surga abadiku... Sekali lagi, Maafkanlah anakmu ini.. Selamat Hari Ibu (22 Desember sampai Kiamat) 

4. Malam ini, sebelum aku padam. . Aku datang menghadap-Mu. . Sebelumnya, Maafkan aku yang menemui-Mu dengan cara seperti. . Aku tidak bermaksud kurang ajar ya Robb.. aku hanya mencoba menyapa-Mu dengan caraku. . Walau kutau ini tidak etis dan estetik. . Walau kutau tubuh ini bernajis, seharian sibuk menjadi orang jahat. . Namun kalau aku tidak meminta kepada-Mu, maka aku harus meminta kepada siapa? Aku . . Tersungkur dibawah kaki-Mu, Ya Robb. . Maafii qolbiy ghoiruK, ampuni aku yang hina dina ini. . 

5. Kayaknya sih, mendingan jadi orang gila. . daripada waras tp tdak bermoral. . . Orang gila bebas sebebas-bebasnya.. Berbuat apa saja merdeka dia, kesalahannya anti hukum, dosanya tidak dikalkulasi oleh tuhan, mending jadi gila.. Bagaimana dengan anda? 

6. Malam ini, Aku berubah... Pikiranku bertransformasi hebat, legitimasi akal yang tak karuan, bermimpi bertemu siapa saja, Aku benar-benar berubah... Berubah dari hancur menjadi lebur dari pintar menjadi hampir pintar, dari gila menjadi tambah gila, dari pendiam menjadi pembisu, dari tadi menjadi masa silam.. Aku benar-benar berubah.. Semoga kataku keliru... 

7. Tuhan, Aku terasa semakin mati rasa.. Tamparlah tubuh ini, Biar terbangun dan kembali waras.. Sudah berton-ton buku ku lahap, Tapi pikiranku tetap saja datar dan biasa.. Yang kudapati hanya kotoran disekujur tubuh, Yang kutemukan hanyalah kesemuan dan kepalsuan asli Aku semakin padam, Bahwa Aku semakin tidak tahu soal apa-apa.. Bimbing aku... 

8. Frustasi tingkat lanjut.. Wajahnya tidak bisa kulenyapkan dari imajiku mataku, terbuka atau terpejam, sama saja aku melihat, kekiri kekanan, kebawah keatas, depan belakang yang kutuju tetap sosoknya yang membuatku terkapar... aku hanya ingin mengatakan bahwa aku benar-benar tidak bisa mengatakannya, 

9. Sekiranya, Engkau berada di ujung dunia.. Maka aku akan kesana menjemputmu... Walau kutau tubuh ini pasti terkoyak.. Raga ini lumat dan tercabik-cabik.. Sebab sudah kubilang... Tidak memlikimu adalah kegilaan yang luar biasa... Sebab jasad ini sudah tidak penting lagi, karena Isi dada inilah aku melemparkan diri.. Walau kutau, engkau belum tentu..



0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab