Seperti yang sudah menjadi kebiasaannya,
setiap hari orang ini tak pernah permisi
menginjak dan menyeretku kemana-mana
kau memang sanggup membeliku dengan uangmu
atau mencuriku saat uang kantongmu tidak ada,
tapi ketahuilah aku tak pernah jadi milikmu,
sungguh aku sangat ingin kita selalu bercengkerama
bermesraan, saling berbicara walau hanya empat kata
tapi ternyata kau malah mempermainkan niat tulusku
tak pernah kau persilahkan aku masuk kerumahmu,
duduk disofa, tidur dikasur atau mengajak aku nonton film
dan makan malam bersamamu
orang ini tak punya kepandaian menghargai, apalagi mencintai
sedang berterima kasih dalam hatinya pun tak pernah
kau sangat mengira aku adalah kepunyaanmu
padahal sebenarnya akulah yang mempunyaimu
aku memang tak beragama, tapi aku tau apa itu cinta
aku selalu berusaha menjaga kehormatanmu,
menyelamatkanmu dari celaka dan bahaya,
mengantarmu kemanapun pulang pergi,
juga menemanimu dikala kau sedang kesepian
namun ternyata air susuku kau balas dengan bisa
tapi tak mengapa, aku terlanjur sumpah mati setia,
walaupun saat aku redup dan merenta akhirnya kau buang
dan kau campakkan aku kejalanan atau ketempat sampah
bahkan ketika aku wafat dan berpulang kerahmatullah
kau tidak mengubur mayatku secara layak dan terhormat
dan aku sangat tau kau tidak pernah menyesalinya..
tapi tak mengapa, bagaimanapun
aku hanyalah sandal kehidupanmu ...
Jaahil Murokkab, Kediri, 29/10/2013
Senin, 28 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cermin

0 komentar:
Posting Komentar