Rabu, 03 Desember 2014

Demokrasi Laknatullah Alaihi


Demokrasi Laknatullah Alaihi


“Indonesia! aga kareba?”

“Baji-baji’ji daeng”,

“Ah, bohong kamu ..!!!
Entah masih layakkah kau aku panggil indonesia
Terlalu banyak generasi munafik yang kau lahirkan
Terlalu banyak keturunan penjahat yang kau besarkan
Kau lebih memilih kehinaan dibanding kemuliaan
Kau lebih mencintai kehancuran daripada kebangkitan ...
Iniga yang kau sebut baji-baji’?”


“Indonesia!”

“iyye daeng”

Aku sudah muak dengan bau demokrasimu
Aku buntu melihat caramu memperlakukan demokrasi
Aku mabok menyaksikan caramu menafsirkan demokrasi
Berpuluh juta orang marah tidak karuan memakan demokrasimu
Berpuluh juta lainnya mengamuk tidak jelas menatap demokrasimu.

Demokrasi semakin de gaga gunana,
Demokrasi semakin de gaga bua-buana,
Demokrasi semakin hayhaata yaa akhii,
Sistem yang kau sembah ini semakin sampah,
Sistem yang kau puja-puja ini semakin membuat muntah,
Sistem hina ini tinggal menunggu datangnya laknatullah!

Agapi mutajeng kalaki’?
(apalagi yang kalian tunggu?)
Aga mutajeng ha?
(reformasi)

Apa..!
Reformasi katamu...!!!?
Reformasi aga iyyaro?
Reformasi cipuru!
Reformasi bangkrut!
Reformasi tai kucing!
Reformasi kun! falaa yakun,
Reformasimu sama saja dengan demokrasi sampahmu,
Lao mujambang!
Demokrasi, laknatullah alaih!
Amin.

“Indonesia!”

“iyye ambo’”

Magi mumammatu-matu?
Kenapa kau santai-santai?
Aga mutajeng? Apa yang kau tunggu?
Agaje‟ mutajeng ha...!?
Revolusi sudah bangkit dari liang kuburnya,

Revolusi sudah gora-gora memanggil namamu,
Revolusi semakin laa royba fihi ..!!
Revolusi harus sampai mati,
Revolusi harus meski kita mati,
Namuni lette pareppa’,
Api makkanre, anging mangngaru,
Tanah majjallo’-jallo’,
Aja lalo musoro bali!

Revolusi harus mati sekarang juga!
Revolusi, revolusi, re vo lu si ....!!
Revolusi aga massunu rahing?
Revolusi cule-cule,
revolusi paccau-caureng
Revolusi apaan?!
ettuu muwala!
Demokrasi, laknatullah alaih!
Amin.

“Indonesia!”

“Iyye indo’”

Aku mabok dan teler meminum tuak ballo’ demokrasimu,
Aku more-more dan sesak nafas mencium asap knalpot demokrasimu,
Aku pusing dan malasa ulu oleh janci mutale e,
Aku lumpuh kakiku karena demokrasi,
Aku geger otakku akibat demokrasi,
Aku  melarat di negeriku gara-gara demokrasi,
Aku lapar gara-gara kamu demokrasi,
Aku bambong gara-gara iko demokrasi,
Masolakka nataro demokrasi,
Matetongekka nataro demokrasi,

Nabelleika’ sanreseng!
Demokrasi agaje’ iyye he?!
(Demokrasi macam apa ini?!)

Demokrasi asu!
Demokrasi palsu!
Demokrasi sundala!
Demokrasi telaaso!

Demokrasi yang suci ini telah dikutuk,
Demokrasi yang rahmat ini sudah dilaknat oleh Tuhan
Demokrasi, laknatullah alaihi!
Laknatullah alaih!
Alaih, alaih, alaih, alaih, alaih, Alaih, Alaih ..
Alai labuaja...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab