Kamis, 11 Juli 2019

Diskusi Sok Tahu Tentang Sholat

Lakudu' mengeluhkan ibadah-ibadahnya. "Kok rasa-rasanya semua ibadah saya selama ini tidak nikmat, hambar, nol dan kosong, hanya beban semata, buang waktu saja, sama sekali tidak ada efek dan manfaatnya. Sepertinya selama ini ibadah saya----terutama sholat----ini belum menemukan kelezatannya, saya hanya menegakkan kesia-siaan belaka. Saya rugi besar selama ini. Tidak ada kekhusyukan di dalamnya apalagi di luarnya. Ada apa dengan ibadah saya ini?? Waylun lii.... celakalah saya....!!!

"Bukan ada apa dengan ibadahmu? Tapi ada apa dengan dirimu?" Sindir Labunrekke.
"Memang tidak mudah memperoleh cahaya dalam sholat. Tidak gampang menyambung gelombang komunikasi dalam sujud. Menemukan frekwensi Allah bukanlah perkara yang bisa engkau mudah-gampangkan. Sholat itu tak selebar daun kelor. Tak seperti onde-onde. Sangat-sangat berat menegakkan sholat itu."

"meskipun itu di dalam masjid?"

"Ya, meskipun kamu sholatnya di dalam masjid"

"Walaupun itu di depan ka'bah sekalipun?"

"Sangat ya, bahkan walaupun kamu sholatnya di dalam Ka'bah sekalipun".

"Jadi?"

"Jadi, sebelum menyalahkan ibadahmu, benarkan dulu niatmu, lengkapi dulu syariat sholatmu, bereskan cebok istinja'mu, pelihara wudhumu, sempurnakan mandi besarmu, jangan lupa sikat dosa-dosamu dengan taubat, bersihkan hati dan fikiran dengan dzikrullah, perhatikan halal-haramnya makanan-minuman yang engkau masukkan dalam tubuhmu, siapkan pakaian khusus untuk sholatmu, dan seterusnya---cari sendiri. Setelah itu semua, baru kau angkat takbirmu."

"Waduh, gawat, ribet amat ibadah sholat itu?" Lakudu' memukul-mukul kepalanya.

"Lho, kok ribet? Si amat saja tidak ribet. Itukan bagian dari keseharian manusia, kewajiban yang sudah menjadi rutinitas kita, aktivitas yang seharusnya menjadi kebutuhan kita, dan seterusnya kalau diteruskan insya Allah akan menjadi ketulusan, dan puncaknya kelak adalah keikhlasan. Trus apanya yang ribet? Kok ribet? Ada-ada saja kamu ini...."

"Lha Itukan menurut pengetahuan kamu, belum menurut saya. Kamu sendiri kan tahu kalau saya ini manusia awam, tidak tau apa-apa kecuali yang sekedarnya saja, uneducated Person, Sekolah paling dasar saja tidak pernah, kampungan, cuma lulusan jalanan dan buntu soal begituan. Ilmu sholat saya ini benar-benar apa adanya. Trus kamu bicara panjang kali lebar ini itu blablablablablabla... meneketehe...."

"Wah.... merendahkan hati itu bagus dan mulia tapi kalau kamu merendahkan diri seperti itu tidak baik cappo', bisa-bisa Tuhan mencabut dan mengangkat semua pendaran yang ada di kepalamu, baru tahu rasa kamu, mau?"

"Wah, jangan disumpah begitu dong, saya kan cuma mencoba menutup-nutupi kesaktian saya, hehehehe....., bercanda bro, santai sajalah....."

Tiba-tiba Lacaddo' nongol dari dalam kamar meditasinya, sepertinya ia tidak mau kalah sok tahu tentang ilmu sholat.
"Woe..... ngomong apa kamu berdua? Ilmu kok disimpan di mulut, ilmu itu diamalkan. Langsung dipraktekkan saja. Tidak usah banyak bacot. Ketahuilah bahwa, Seandainya bahkan sekalipun jika quota umur manusia sampai ribuan tahun, belum tentu dia bisa memperoleh manisnya ibadahnya. Belum pasti dia sanggup menemukan hakikat sholatnya. Karena sholat tidak dicapai dengan berkarung-karung teori dan peci, melainkan dilaksanakan dengan penuh cinta dan ketulusan. Biar Tuhan yang sempurnakan. Sholat itu anugrah. Kasih sayang Allah kepada hambaNya. Diberi sayang kok mengeluh. Dikasi cinta kok malah ditolak. Dasar hamba amatiran..."

Datang Lakuttu' turut serta mewarnai pembicaraan mereka
"Inilah kerumitan manusia. Selalu minta ridho Allah, sedang ridho dia ke Allah sangat jarang nyaris tidak pernah. Lihat saja, kalau ada perintah kewajiban, selalu saja maunya dipertanyakan dulu apa hakikatnya, apa rahasianya, apa guna-manfaatnya, apa pahalanya, apa efek medisnya, apa keuntungannya, apa surganya, dan apa saja balasan-balasannya. Kamu mau beribadah apa mau jualan? Manusia selalu memprioritaskan haknya lalu lupa dengan kewajibannya. Pokoknya manusia itu adalah makhluk paling tidak rasional di jagad raya ini sekaligus goblok bin tolol. Kalau kamu disuruh sama Allah, ya dikerjakan saja. Tidak usah bikin penelitian a b c d dan seterusnya. Tidak usah banyak cingcongnya. Kalau kamu sibuk untuk itu, trus kapan sholatnya??? Heheheh.."

"Saya sudah tahu kalau soal itu" Lakudu' mencoba kembali ke laptop.
"Tapi kan kita sebagai hamba harus sering-sering bermuhasabah, liat cermin diri, memeriksa pengabdian kita, agar kelak bisa kita perbaiki yang rusak, supaya nanti bisa kita sempurnakan yang kurang, dan yang sudah baik, alhamdulillah bisa kita syukuri. Dan saya sendiri mendapati bahwa ternyata sholat saya ini belum tanhaa 'anil fahsyaa i wal munkar. Sampai sekarang. Sholat diteruskan tapi kelakuan tetap buruk dan kebiasaan busuk juga tetap saya teruskan. Inikan big problem namanya. Iya to?"

"Ya, iya juga sih. "Labunrekke kembali berkomentar. "Kalo sholat tidak bisa memperbaiki akhlak sama juga bohong namanya. Kalau sholat tidak menghindarkan diri dari perbuatan keji-mungkar sama saja dengan tidak sholat. Itu belum sholat, tapi pura-pura supaya keliatan sholat. Itu bukan sholat namanya, tapi push up. Hahahaha".

"Itu masih mendingan, itu belum seberapa konyolnya" Lakuttu tidak mau kalah
"Lihat saja kalau ada pertandingan bola, terutama kalau yang berlaga itu klub-klub besar seperti Real Madrid versus Barcelona, apalagi kalau itu adalah momentum finalnya piala champion, itu penontonnya khusyuknya mengalahkan khusyuknya orang yang lagi sholat berjamaah di masjid-masjid. Heheheh. Sama halnya kalau orang yang lagi nonton film anu-anuan, itu juga yang nonton fana'nya luar biasa. Hahahah... buktinya semua diam dan sunyi. fokusnya sampai-sampai mengalahkan fokusnya orang yang sedang dzikir khofiy. Hahahha..."

"Itu wawasan apa pengalaman? Heheheh" Labunrekke menyindir Lakuttu dan tentu saja juga dirinya sendiri.

"Ya, ini wawasan dari hasil pengalaman, Hahahaha....."

Lakuttu memang lugu---lucu dan guooblok. Mereka berdiskusi-ria menghabiskan malam, berjam-jam, berbatang-batang rokok, bergelas-gelas kopi, berbusa-busa mulutnya, berton-ton cerita pengalaman ngawur, tertawa merdeka mirip orang "gila".

"Sudah.... sudah.... jangan kentut kalau bicara". Lacaddo' kembali ke inti materinya.
"Tidak usah jauh-jauh ambil contohnya, kalian dari tadi asyik-khusyuk diskusi tentang sholat, sampai-sampai mengalahkan khusyuknya kalian sendiri waktu sholat. Heheheh.... buktinya kalian semua belum sholat isya kan? Ini sudah mau adzan subuh. Hahaha!

"Asuuu....!!!!" [?]

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab