Selasa, 02 Juli 2019

Pemuda Itu Dan Rokok Di Tangan Kirinya

Ada seorang pemuda yang punya kebiasaan buruk merokok. Tiada hari tanpa rokok. Dia perokok kelas berat. Ahli hisap tembakau tingkat tinggi. Bibirnya yang legam sebagai saksi bahwa dia memang benar-benar sudah senior dan sepuh dalam dunia keperokokan. Dia sulut cerutunya di mana saja. Dia hisap sedalam-dalamnya. Lalu disemburkan asapnya dengan penuh kekhusyukan. "Huuu Allah... nikmatnya," katanya dalam bathin sambil tersenyum.

Namun, diam-diam di dalam hatinya menyimpan keresahan. Menaruh gelisah dan empati yang mendalam. Pikirannya gundah. Dia selalu merasa bersalah dan kasihan kepada orang-orang di sekitarnya. Terutama yang perempuan dan anak-anak. Diam-diam ia berdoa dengan qolbunya; "Tuhan, ampuni kebiasaan burukku ini, jauhkanlah asap rokokku dari mereka. Hindarkan lah mereka dari segala bentuk penyakit yang disebabkan oleh asap rokokku---kalau ada. Sehatkanlah jasmani dan ruhani mereka. Lindungi mereka dari mudharat yang ditimbulkan oleh asap rokokku. Tuhan, kalau boleh memilih, lebih baik aku yang sakit daripada mereka. Tuhan, kabulkanlah. Amin."

Sementara itu di tempat yang sama. Seorang perempuan cantik jelita menggerutu di hatinya; "Dasar perokok! Kurang ajar! Sialan! Tidak punya moral! Egois! Kerjanya mengganggu dan menyebar penyakit! Bodoh! Brengsek! Semoga cepat mampus kau! ...

Belum sempat perempuan itu menyelesaikan gerutunya, tiba-tiba pemuda perokok itu menghembuskan asap nafasnya yang terakhir. Mati dengan rokok yang masih menyala di tangan kirinya. Menyedihkan! [?]

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab