Selasa, 02 Juli 2019

Sinau Bareng Iblis

Iblis. Makhluk yang satu ini memang unik. Kisah tragedinya dengan nenek Adam memang cukup aneh dan mengundang banyak tanya dan persoalan yang cukup pelik. Menjadi kontroversi yang sangat. Ada beberapa pandangan mengenai peristiwa itu. Minimal dua yang saya hadirkan disini.

Yang pertama, menganggap bahwa iblis memang sangat layak dan pantas dikutuk akibat kelancangannya, karena kesombongan dan kedengkiannya yang menjadikan dirinya buta spiritual hingga membangkang perintah Tuhan, menolak untuk sujud hormat kepada manusia Adam. Dia tidak tahu bahwa Adam adalah makhluk terbaik dan paling sempurna dan satu-satunya ciptaan yang Tuhan "wanafaktuh min ruhi". Ada ruh atau sesuatu yang sangat spesial dan rahasia dalam diri Adam.

Yang kedua, berpandangan bahwa iblis yang sebelumnya dikenal dengan nama azazil adalah makhluk suci yang paling taat beribadah kepada Tuhan. Hingga akhirnya diangkat menjadi imamnya para malaikat di langit. Iblis adalah sosok pecinta Tuhan sejati. Maka, hanya dialah makhluk yang paling rela dan mampu ikhlas menerima apapun yang Tuhan anugrahkan. Termasuk dilaknat dan dikutuk. Dalam makrifatnya iblis, ia meyakini bahwa perintah sujud kepada adam itu adalah ujian iman dari Tuhan. "Jangan menyembah atau bersujud kepada selain Aku", kata Tuhan. Kata-kata inilah yang dipegang teguh dan di istiqomahkan oleh sang iblis. Bahwa Tuhan sedang menguji level mahabbahnya. Jadi, meskipun tahu bahwa kelak resikonya adalah murka, iblis tetap meyakini bahwa laknat Tuhan itu juga adalah Rahmat. Bentuk cinta dan kasih sayangNya. Adalah fase yang harus ia tempuh untuk bertemu Tuhan; kekasih sejatinya. Sehingga menjalani kutukan adalah ibadah yang suci. Dan baginya kutukan itu adalah kenikmatan dan takdir yang luar biasa. Subhaanallah.

Namun, sebenarnya saya sendiri lebih senang membayangkan kalau iblis sekarang sedang bertafakur menyesali dosa-dosa pembangkangannya. Bertaubat atas tindakannya pada masa silam. Kemudian mengembara di dunia, berdakwah dan memberi wasiat agar jin dan manusia mengambil hikmah dan mauizhoh hasanah dari pengalaman hidupnya. Yaitu tidak bersikap angkuh terhadap pencapaian derajat ilmu dan makrifatnya. Tidak bangga dengan ibadahnya. Tidak merawat dendam dan curiga, untuk tidak menjadi pendengki, dan tidak menjadi makhluk yang suka berdebat. Saya lebih senang membayangkan dulu saat disuruh sujud, iblis meminta waktu sejenak untuk berdiskusi atau minimal diberi kesempatan bertanya ke Tuhan, bahwa apakah ini perintah atau ujian? Karena mana mungkin juga iblis berani melawan Tuhan. Tidak mungkin! Pasti dia akan hancur sendiri. "Tapi kalau manusia, saya kurang tahu", kata iblis.

Jadi, jangan membenci iblis. Dia memang begitu. Jalan spiritualnya demikian. Metode dakwahnya begitu. Anggap saja ia adalah partner dialektika manusia. Supaya manusia bisa punya gairah usaha dan semangat perjuangan untuk meningkatkan kualitas imannya. Iblis adalah spiritual filter tool, alat uji dari Tuhan untuk melihat siapa manusia yang benar-benar taat dan siapa yang tidak. Siapa yang ikhlas dan siapa yang tidak. Siapa yang pecinta dunia, siapa yang pecinta surga akhirat, dan siapa yang murni pecinta Tuhan semata. Kalau engkau membenci iblis, justru nanti dia akan senang dan ketawa-ketawa karena telah berhasil memasukkan kebencian dalam dirimu. Karena sukses merekrut dan memasukkanmu ke dalam barisan kelompoknya.

Sekali lagi jangan membenci iblis, bagaimanapun ia tetap makhluk ciptaan Tuhan. Tapi jangan juga ber-husnu zhon padanya, karena dia memang kelakuannya seperti itu. Mungkin Anda bingung, karena saya juga sedang bingung. Heuheu. Makanya saya bermimpi suatu saat bisa mengadakan seminar multi dimensional tentang iblis dan sekali-kali narasumber atau pembicaranya adalah prof. Iblis itu sendiri. Pesertanya dari bangsa jin dan umat manusia. Moderatornya malaikat Jibril. Nanti tempatnya bisa di planet mars, atau cari planet yang lebih kondusif di galaxi lain. Itu gampang! Tunggu saja infonya, ini proposal kegiatannya sudah jadi, tinggal diantar ke hadirat Tuhan. Masalahnya, Tuhan itu ada dimana? Dimana ya!

Waduh! baru sadar, ternyata dari tadi yang sedang merasuk dan yuwaswis saya untuk menulis adalah iblis. "hihihihi.. ", Kata iblis.

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab