Rabu, 04 Desember 2019

Hakikat Assalamu Alaikum!

Suatu ketika, Rasulullah bercengkrama dengan para sahabat. Beliau yang mulia berkata:

 لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم

Wahai sahabatku, kebahagiaan dan keindahan surga di dunia maupun di akhirat tidak bisa dirasakan kalau kita tidak saling memberi rasa aman kepada sesama manusia, terhadap sesama ciptaanNya (beriman). Dan rasa aman itu tidak bisa terwujud sebelum kita saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi satu sama lain (berislam). Dengarkan lah baik-baik, kuberi tahu dan kutunjukkan jalan supaya kalian saling mencintai. Yaitu: Sebarkanlah salam di antara kalian.

Menurut pengetahuan umum, bahwa "sebarkan salam" dalam sabda nabi itu maksudnya, "Ucapkan lah salam". Dan itu benar. Itulah syariat salam dalam islam. Yaitu kepada sesama hendaknya kita mengucapkan "assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatuhu". Semoga keselamatan dan kebahagiaan senantiasa menyertaimu sekalian wahai saudaraku, wahai sekalian makhluk sesama ciptaan, semoga senantiasa dalam lindungan serta limpahan kasih sayang Allah dan keberkahan dariNya.

"Salam" bukan hanya ucapan indah melainkan ungkapan doa yang sungguh mulia. Secara syariat, kalau ini benar-benar diaplikasikan, dunia ini akan menjadi taman-taman surga. Sebab memberi salam adalah memberi keselamatan kepada sesama. Dan menjawab salam berarti kita turut serta, ikut bersepakat untuk saling menyelamatkan. Visi dan misi kita di dunia adalah "semoga semua makhluk selamat dan berbahagia".

Maka, salam adalah perjanjian universal kita di hadapan tuhan: Assalamu alaikum! Saya dengan penuh kesadaran berjanji di hadapan tuhan untuk tidak mengganggu, untuk tidak mengambil hak atau harta benda orang lain. Assalamu alaikum! Saya dengan penuh keyakinan berjanji di hadapan tuhan untuk tidak merendahkan martabat orang lain; untuk tidak menghina, mencaci, membenci, memfitnah atau menipu orang lain; untuk tidak melecehkan harga diri orang lain. Assalamualaikum! Saya dengan penuh ketulusan berjanji di hadapan tuhan untuk tidak menyakiti fisik orang lain; tidak melukai perasaan orang lain; apalagi sampai membunuh atau mengambil nyawa orang lain. Itulah hakikat salam. Wallahu a'lam

Oleh karena itu, tagihlah diri kita setiap hari untuk mengamalkan sabda nabi ini. Sebarkan lah salam di antara kalian! Bukan sebarkan lah cacian di antara kalian! Ingat lah itu wahai diriku!

Taparajangekka addampeng yaa Rasulallah!
Allahumma Sholli ala Sayyidina wa habiibina wa syafii'ina wa Mawlana Muhammad 'abdiKa wa nabiyyiKa wa rosuliKa annabiyyil-ummiy wa ala alihi wa Shohbihi wa baarik wa Sallim.

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab