Bismillahirrahmaanirrahiim:
adalah mahkota kepala kun yang bertabur permata
Sedang titik yang bertahta di bawah huruf ba’
Adalah awal mula bentuk semua huruf fayakun
Yang menjadi pintu gerbang sabda agungNya
Dari huruf itu bersembunyi ahad di balik alif
Bukan lenyap tapi mengkristalnya gerak lathif
Titik adalah sosok kerinduan yang mencari cinta
Mengembara dalam sunyi menemui titik yang lain
Membuat lintasan yang memuat kilatan cahaya
Mewujud huruf dan membentuk tulang rusuk lam
Lalu meleburkan diri mereka satu menjadilah nama
Sampai dihisap kembali maha alif yang bijaksana
Membingkai keseluruhan esensi kasih makna huwa
Hingga tak ada huruf yang berkuasa menjadi kata
Alhamdulillahirobbil’aalamiin:
lantunan penyaksian atas segala yang nampak
Olah diri lahir bathin mahkluk kepada sang khalik
Pemilik tunggal seluruh puja puji pemelihara jagad
Keindahan alif dalam bentuk wujud dzat tak berupa,
Kebenaran lam melahirkan sembilan puluh sembilan sifat,
Kesejatian lam akhir mengabadikan nama kekasih
Kebaikan ha bergerak melingkar cahaya thawaf af’al
Yang darinya berhembus keseluruhan kasih sayang
Menyelimuti mata kaca sampai semua jadilah tiada
Inilah puncak dan ujung pangkal dari keindahan itu
Arrahmaanirrahiim:
Tegaknya itulah menjadi tiang jasad kerajaan cinta
Yang berpusat di dalam bangunan ka’bah istana hati
Di dalamnya bersemayam semesta rahasia penciptaan
Seperti gelas bening yang penuh tumpah setetes airnya
Lalu dari setitik air itu padatan kun fayakun meledak
Karena kesepian ialah luka yang takkan bisa diserupai
Sakit yang rasanya tidak sama dan tak memiliki wajah
Yang hanya mampu sembuh dengan cahaya yang terpuji
Memberai dan mengurai rindu yang merindu dikenali
Dan tak ada suara ataupun kata yang kuasa mengerti
Maka tidurlah mega rahasia itu kepangkuan iradahNya
Maalikiyawmiddiin:
Keakbaran yang tergambar segitu rupa begitu surga
Singgasana Agung sang Maharaja yang merajai Maha
Memuat ketakjuban hati yang akan abadi dalam tanya
Sedangkan bumi seisinya hanyalah debu dalam titiknya
Maka Dia lah maha pemilik kiamat sekaligus penguasanya
Karena akhirat adalah alam hakikat, hijab-hijab tersingkap
Hari dimana kerudung mata yang mentabiri dilepaskan
Sehingga terbangun dan sadarlah semua mahkluk
bahwa yang mereka akukan dan akui di dunia itu semu belaka.
IyyaaKa na’budu wa iyyaaKa nasta’iin:
adalah kerak syahadat fitrah keseluruhan makhluk menyeluruh
dan adalah pembuktian ikrar sunyi itu
keduanya sesungguhnya sujud yang hidup menjalar di bumi,
tumpah ruang angkasa menjadi genangan danau air mata.
Tarian erotis yang memendam mistik dalam putaran roda langit
Mengisi lalu memenuhi samudra takbir Allahu akbar
bumi dan seandainya adalah kolektivitas takut yang mengepul menjadilah ketundukan tanpa batas, kepasrahan yang total,
kepatuhan yang puncak tanpa syarat, kekerdilan yang melata-lata, sedang wajahmu yang raja senantiasa rata dengan air tanah,
telapak tangannya buta memelas menengadah ke gerbang langit
meminta-minta hidangan buka puasa; perjumpaan dengan kekasih
sungguh tak ada yang layak untuk dicari selain Engkau.
Ihdinaa shirothalmustaqiem:
adalah sayap-sayap lupa dan patah kemudian bertanya-tanya,
siapa pencipta lalu siapa yang dicipta?
lihatlah kawanan burung yang bercita-cita terbang ke angkasa
menembus siang dan malam, menghentak kaki-kaki keraguan
sambil mengepak-ngepakkan sayapnya yang buta dan batu itu,
membentangkan pengharapan dan kerinduannya untuk jumpa
bukan sekedar melihat, bukan dengan mata tidak dengan telinga,
maka mereka membalik dunia di tangannya.
Dan berangkatlah mereka, mulai mengembara ke belantara raya.
Mencari jarum hilang di tengah lautan jerami
meniti rambut perjalanan garis lurus yang harus ditapak begitu teliti dengan semangat mesin mujahadah tanpa titik tanpa henti
yang mengalir terus menerus, tiada henti, tak ada putus-putusnya.
Shirotholladziina an’amta alaihim:
ialah arah rumah Tuhan dan peta kehidupan yang sejati,
jalan pengembaraan para nabi, syuhada, para wali dan orang-orang baik hati
yang ditempuh dengan munajat dan tenaga tauhid hakiki
melalui mesin keyakinan qul huwa Allahu ahad!
yang benar-benar tembus ke dalam hati dan ruhani.
Inilah jalan pulang yang asli, jalan yang sampai kini begitu sunyi
jalur cinta yang dilalui para kekasih yang dirindukan ilahi robbi,
Ruh, hati, jiwa, fikiran dan tubuh senantiasa berdoa dan menyapa memohon cinta dan makrifatullah,
maka Allah memberi nikmat-nikmat khusus kepada mereka.
Ghoiril maghdhubi alaihim walaa addholliin:
kecuali yang memelihara nafsu dan akal keledai mereka
lalu menebarkan kebencian kepada sesama,
melempar cacian dan fitnah kepada kekasih Allah,
maka baginya surga dunia sekaligus nyala neraka,
mereka itulah manusia-manusia batu yang dibuta dan ditulikan,
yang menyangka syariat adalah permainan saja,
yang mengira dunia adalah akhir dari segalanya,
yang menganggap harta benda adalah pencarian hakiki,
maka tenggelamlah mereka ke dalam lumpur laut merah dunia.
Musnah dengan penyesalan dalam kesesatan yang abadi.
Apa yang kau cari selama ini, nikmatkah atau laknat?
Adakah yang mengalahkan nikmatnya memeluk pemilik alfatehah?
Dirja Wiharja
0 komentar:
Posting Komentar