sekopi sepi kau tuang
pada malam menjadi samudra
tumpah gelombangnya
kedalam aliran sungaiku
dan gelapnya meluber
sampai ke pintu kamarmu
tanpa gula
kehidupan ini tetaplah manis rasanya
karena setiap luka
punya ujung cerita yang sama
yakni aku lupa
mungkin itu cinta
meski dunia ternyata
ia tak seteduh rahim ibu,
janganlah kecewa,
sebab ibu
kan seduhkan kopi untukmu
dipagi lalu
kau minum sunyi
nikmatnya bukan dilidah dan hidungmu
tidak pula dalam tenggorokan lehermu,
tapi resapkan di hatimu
lalu mencair dalam kehidupanmu ...
secangkir kopi terdiam
tambahkan sepertiga sendok malam
kau aduk jadilah minuman jiwa
dan lenyaplah kau wahai mata hitam ...
Jumat, 11 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cermin

0 komentar:
Posting Komentar