Senin, 13 Agustus 2018

Sastra menurut Kakek



Sebelum menghilang
Kakek pernah bilang:
Kalau kamu ingin mengenal Tuhan
Kau harus belajar sastra dulu
Agar tidak tragis seperti Mbah Nietzsche
"Apa itu sastra, kek?
Apakah dia semacam ilmu kebal?
Apakah dia sejenis jurus pedang sakti?"
"Hehe.. bukan cucuku
Dia bukan ilmu seperti itu,
Bukan pula seperti alat yang kau sebut itu"
"Lalu apa gerangan sastra itu, kek?"
"Dia adalah cara hidup, cara duduk, cara berjalan,
cara diam, cara tertawa, cara menangis, cara bernafas,
cara berkawan, cara memasak, cara bertamu,
cara bertetangga, cara bercinta, cara bekerja,
cara berpikir dan lain-lain, Teruskan sendiri!"
"Ah, saya tidak paham, kek
Tolong lebih sederhana lagi"
"Sastra itu adalah cara mengalirkan gelombang listrik di pusat otakmu
Sehingga kamu bisa menyentuh dan memetik logika,
etika dan estetika yang ada dalam Semesta Al-Quran"
"Ah, makin tidak paham, kek"
"Begini saja, sastra itu metodologi alamiah hadiah dari tuhan.
Bukan air yang mengalir di sungai, tapi aliran air di sungai itu.
Dia bukan kretek yang disulut api, tapi tarikan hisapan dan semburan asapnya.
Dia bukan kopi yang kau minum, tapi nikmat seruputnya.
Dia bukan lautan tapi debar-debur ombaknya.
Bukan penari, tapi indah tariannya. Bukan angin, tapi sapuan dan hembusannya.
Sastra membantu kita mengerti kelembutan, membantu memahami ilmu tentang batas,
bagaimana berdisiplin memegang kebenaran,
bukan kebebasan yang tanpa akar dan atau sumber.
Sastra itu ilmu hidup!"
"Jadi, semua manusia butuh sastra, kek?"
"Tentu saja, bukan cuma sastrawan yang butuh sastra.
Ulama, orang beragama, politisi, pemimpin, niagawan, petani,
tukang ojek, guru, suami, ibu rumah tangga, anak, mahasiswa, semua butuhsastra.
Itulah mengapa Tuhan meniupkan sastra dalam diri setiap manusia.
Tanpa itu, mereka hanya akan memandang perjuangan dan
kehidupan ini sebagai ekonomi tok: Materi, benda, uang, dan atau barang.
Manusia yang tidak menggunakan sastra dalam kehidupannya
akan sangat pendek jangkauan mata pandangnya.
Kuda-kuda bathinnya lemah mudah patah atau dirobohkan.
Akalnya akan mengecil dan menjadi kerdil.
Mudah masuk angin, galau, susah move on dan gampang mengamuk.
Jika kamu memandang sesuatu dengan mata sastramu maka disitu
Kamu akan menemukan banyak getaran, menemukan sekian gelombang,
Menemukan macam-macam, menemukan Qur'an, menemukan inti kehidupan,
dan akhirnya kamu akan menemukan Tuhan. Paham?"
"Hehehe.. belum kek"
"Ya sudah, kamu belajar cebok saja dulu! Hehe.."

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab