Kamis, 13 Juni 2019

Endorse Surga

Kalau anda punya cita-cita mulia untuk masuk surga, maka, mulai sekarang, belajarlah tersenyum. Berlatihlah dari sekarang. Karena karakter dan kebiasaan utama manusia surga itu penuh dengan senyuman. Mereka suka tersenyum dan membuat orang lain tersenyum. Saya serius! Saya sudah beberapa kali berkunjung ke sana!

Jadi, bagi anda yang kebiasaannya cemberut, sewot, nyolot, suka marah-marah, iri hati, dengki, dendam, sombong, dan sejenisnya sangat tidak cocok masuk ke wilayah itu. Bukannya tidak boleh masuk, cuma kasihan pasti anda tidak betah tinggal di situ. Karena semua orang di sana berbahagia, saling berbagi senyum, saling bantu, saling menghargai, saling memuliakan satu sama lain. Tapi tenang saja, masih ada destinasi yang bisa anda datangi, namanya Neraka!

Di neraka, penduduknya tidak punya wahana senyum. Bukannya mereka tidak bisa senyum, tapi masalahnya mereka tidak tahu apa itu senyum. Lagipula, mana sempat, soalnya mereka sedang sibuk berteriak dan asyik menjerit-jerit. Jadi, bagi anda yang hobi merasa paling benar, suka menyalahkan orang lain, senang menyakiti sesama, bahagia merampas hak mahkluk lain, silahkan! Tempat itu sangat cocok buat anda. Recommended banget!

Tapi, sejujurnya, saya mau kalau kita semua memilih surga. Saya berharap kita semua terdaftar kelak jadi penduduk aslinya. Surga itu sangat luas. Bahkan jika seluruh manusia dan ciptaan lainnya masuk ke dalamnya, surga tetap muat. Sumpah! Saya sudah menjelajahi hampir seluruh kawasannya. Tempatnya hampir persis seperti bumi. Bedanya, ya itu, rakyat surga penuh dengan senyum dan tawa. Tak ada yang kelaparan, tak ada yang kehausan, tak ada yang suka marah-marah, dan tak ada yang jualan ayat tuhan. Hidup mereka tertib, aman, sejahtera, dan penuh dengan kedamaian. Mereka senantiasa bersenyum-syukur dan bersujud-sabar atas nikmatNya!

Kurang lebih begitu endorse saya. Bagi anda yang berminat, silahkan hubungi tuhan masing-masing!
Selamat menunaikan ibadah senyum manis!
Dirja Wiharja

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab