Selasa, 30 Juli 2019

Hari Raya Untuk Kekasih

Setiap kebahagiaan, seharusnya diupacarakan. Minimal dengan sesujud syukur atau dengan kopi secangkir. Itulah pernyataan paling puitis dan hormat terbaik kita atas nikmat indahnya kehidupan. Kita jangan sampai cuek dan pelit untuk merayakannya.

Hari ini, kekasihku diwisuda. Setelah berbulan-bulan berjihad, begadang berkelahi dengan thesis sastranya. Usaha keras dan doanya selama ini telah terbalas lunas dengan gelar Master of Art. Dia yang diwisuda tapi saya yang besar kepala, bangga bertubi-tubi atas kesuksesannya.

Saya bahagia. Sangat bahagia! Kebahagiaan seperti ini sungguh istimewa. Saya akan merasa sangat berdosa dan masuk neraka jika sampai tidak merayakannya. Dulu, saat dia pindah ke kontrakan barunya, saya juga diam-diam merayakannya. Saya mengajak kawan-kawan saya ngumpul, saya traktir teh gelas dan bertumpuk-tumpuk kwaci. Pokoknya saat itu kita makan kwaci sampai bodo'. Ya, Perayaan itu kan tidak mesti selalu meriah dan mewah. Sebab yang terpenting adalah ungkapan kegembiraan di dalamnya. Yang utama adalah semangat berbagi kebahagiaan kepada sesama. Itulah nasehat bijak yang selalu kuingat dari semesta. Syukur Alhamdulillah.

Maka, di hari yang indah dan bercahaya, kembali saya mengajak kawan-kawan untuk ngopi. Pokoknya saya yang traktir. Silahkan pesan sepuasnya. Asal jangan lebih dari sepuluh ribu tiap kepala. Kantong saya bisa sobek. Dompet saya bisa bangkrut. Lagipula, tuhan tidak senang dengan yang berlebihan dan melampaui batas. Iya kan? Jadi, mohon pengertian dan makrifatnya. Tapi sekali lagi, silahkan pesan apa saja. Saya yang bayar! Tentu saja, tanpa sepengetahuan kekasih saya. Dia tidak perlu tahu. Cukup tuhan dan kawan-kawan saya yang tahu. Tahu bahwa saya sangat mencintai dan sungguh mengagumi semua tentang dia. Cantik, cerdas, baik hati dan menyenangkan. Nikmat tuhan mana lagi yang saya dustakan?

Selamat dan sukses selalu wahai kekasih!



Parepare, 25 Juli 2019

3 komentar:

Obed badillah mengatakan...

Bang, aku dulu pernah punya buku yg layoutnya jaahil murakkab gto, kalau boleh tanya judul bukunya apa dan pengarangnya siapa pengen beli lagi bang, tlg bantuannya

Obed badillah mengatakan...

Mohon balasannya bang

Dirja Wiharja mengatakan...

Oh. Itu cuma ebook bang. Bahan diskusi pas masih kuliah s1. Ndak dicetak. Nanti saya carikan filenya

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab