Minggu, 07 Juli 2019

Sehari-hari Bertaubat

"Lakuttu menangis sejadi-jadinya, entah mengapa, ia merintih sangat hebat di dalam laboratorium sujudnya. Sudah berjam-jam dia mengunci diri. Kawan-kawannya sampai terheran-heran. Ada apa gerangan? Banjir apa yang sedang menenggelamkan perasaan Lakuttu hingga larut dalam air mata rahasianya. Tadi katanya cuma sholat tahajud, eh kenapa malah berubah menjadi nangis tahajjud.

Tepat ketika sepertiga malam mengorbit, barulah Lakuttu keluar dari liang lahutnya. Sambil membereskan cahaya di wajahnya ia pun melangkah me-wahid bergabung kembali dengan kawan-kawannya di ruang omong kosong mereka. Di situ sudah ada Labunrekke yang sejak dari tadi menanti reda hujan air matanya. Juga ada Laborti yang asyik senyam-senyum sendiri dengan androidnya. Termasuk Lakudu' dan Lacaddo' yang lagi khusyuk main catur. Serta tidak mau ketinggalan dua orang penghuni baru di kos-kosan itu; Laroca' dengan Lacodding yang sedang sibuk maddengkeng minum kopi toraja sambil diselingi hisapan iconya.

"Kenapako lagi Kuttu? Ada musibah ga?" Labunrekke mencoba membuka pintu keghaiban malam itu. "Apa yang membuatmu menjerit-jeritkan air matamu layaknya manusia yang baru saja ditinggal pergi kekasihnya. Bencana dahsyat apa yang menimpa bathinmu? Magako...? Magi mukella'?

"Tidak menangiska' itu ces, tapi menangisi" jawab Lakuttu.

"Iya, terserah iko manije', mau menangis atau menangisi atau menangiskan atau apalah istilahnya, yang jelas pertanyaanya kenapa? Why?

"Saya menangisi dosa-dosaku, maksiatku, pelanggaran syariatku, kesalahanku, kehampaan ibadahku, kerusakan moralku, dan semua kesia-siaan hidupku selama ini. Aku menangisinya, aku menjeritkannya, aku mengairmatakannya, aku menyesalinya, dan puncaknya aku mensujudkannya.......!!!!"

"Sujud syukur maksudnya? Lha, dosa kok disyukuri ?? Hehehe..." Lacaddo' mulai memancing kerusuhan.

"Iya, diam-diam saya memang mensyukuri semua itu. Saya bersyukur karena ternyata saya tidak sendirian dalam hal lomba memperbanyak dosa. Ada pemerintah yang menemani saya, ada beberapa media juga turut menemani saya, ada sebagian artis yang setia menemani, termasuk kalian semua hahahahahah...!!"

"Sialan kamu Kuttu...!!!!" Laborti ikut bersuara. "Tuhan sengaja menyembunyikan kebobrokan itu, lho kok kamu malah membongkarnya. Seharusnya kamu merahasiakan aib-aib itu, yang disebar cukup yang baik-baik sajalah".

"Biar jadi ibrah buat kita semua, terutama untuk saya", pungkas Lakuttu.

"Makanya cepat-cepat bertobat sebelum jadi mayat...!!! Tuubuu ilallahi tawbatan nasuha---bertaubatlah kamu segera seperti tobatnya si Nasuha. Hehehhe. !!! Lakudu' coppa' seperti kalau dia tahu apa yang perlu menjadi titik fokus tadabbur malam itu.

"Taubat? Memang apa itu taubat? Hukumnya apa? Mekanisme caranya bagaimana? Syarat dan rukunnya apa? Tolong dong sebutkan dan jelaskan epistemologinya...." Lacodding mengakhiri puasa bicaranya malam itu dengan sederet pertanyaan spekulasi.

"Iya, mohon dipaparkan kepada kami-kami yang masih ingusan ini, yang baru akil-baligh", tambah Laroca' yang mulai terserang penasaran hasanah.

"Wah kalau urusan yang begitu serahkan pada ahlinya biar tidak hancur. Kwkwkwkwk". Labunrekke berkelakar, seperti memprovokasi harimau turun dari gunung. "Caddo', jelaskan dulue, ikotosi Alena beliau. Kamu kan sar-kub alias sarjana kuburan. Pasti tau dong apa itu taubat. Tolong kau bagi ilmumu, jangan dibiarkan membatu di kepalamu. Hehehe"

"Oke... oke...., dengan sangat terpaksa kalau kalian memaksa. hehe. Tapi ini menurut saya ya, kalian boleh tidak sepakat, boleh juga hampir sepakat. Silahkan ditimbang sendiri dikamar iqra'-nya masing-masing", ungkap Lacaddo' memulai prosesNya.

"Taubat itu asalnya dari bahasa Arab, taaba-yatuubu-tawbatan. Yang terjemahannya adalah kembali. Taubat ada dua subjeknya; Tuhan dan hamba. Jadi Tuhan juga bertaubat. Innahu huwa attawwaab-arrahiim. Bahkan berkali-kali dan terus menerus. Tapi tentu beda dengan taubat hambaNya. Jadi jangan disama-samakan. Kalau Tuhan yang bertaubat itu bermakna Tuhan kembali kepada sifatNya yang maha-lembut, maha-cinta, maha-kasih-sayang kepada hamba-hamba-Nya. Maksudnya, Tuhan mengampuni hamba-hamba-Nya. Sedangkan taubatnya hamba itu bermakna bahwa hamba kembali dari dosa-dosanya, menuju ketaatannya kepada Tuhan. Yaitu menyesali dan meninggalkan semua aktifitas maksiatnya, pelanggaran syariatnya, sifat dan kelakuan buruknya, dan menggantinya dengan aktifitas ibadah. Kembali melaksanakan perintahNya dan menghindari segala laranganNya. Sekuat-kuatnya dan setulus tulusnya. Menjalankan kebaikan dan kebenaran sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Paham...!?"

"Oke. Pertanyaan selanjutnya, kenapa kita mesti segera bertaubat dan tidak menunda-nundanya? Apa memang Fadhilah dan rahasianya?" Tanya Labunrekke.

"Minimal ada lima alasan yang saya beberkan". Lanjut lacaddo'. "Pertama, li annanaa banii adam. karena kita manusia bukan malaikat. Dan semua manusia---yang notabenenya adalah anak-keturunan Adam----pasti melakukan dosa atau kesalahan. Itu sudah harga mati. Sama dengan NKRI. Heheheh. Ingat sabda nabi; "Kullu banii aadama khotthooun, wa khoiru khotthoiina attawwaabuuna". Tapi kita jangan putus asa dulu, sebaik-baik dari mereka yang berdosa adalah mereka yang mau bertaubat. Jadi taubat itu juga adalah kewajiban seorang hamba, sehingga bertaubat juga termasuk ibadah yang tidak boleh diremehkan."

"Kedua, litawfiiqil 'ibadah. Agar ibadah kita---baik itu ibadah mahdhoh maupun ibadah muamalah---mendapatkan kekuatan dan petunjuk dari Allah sehingga kita memiliki semangat untuk melaksanakannya. Kita jadi bersemangat untuk sholat, puasa, bekerja menafkahi keluarga, menolong orang, menanam pohon, berjuang, minum kopi, belajar-menuntut ilmu, dan sebagainya. Lihat saja realitasnya, ada orang yang sehat tapi tidak sanggup mendirikan sholat. Ada orang yang kaya, tapi tidak mampu bersedekah. Ada orang yang fisiknya sempurna dan kuat tapi tidak mampu bekerja mencari nafkah alias jadi pemalas. Ada orang yang paham ilmu agama, hafal al-quran tapi tidak mampu mengamalkan kandungan al-quran. Dan sebagainya. Nah, silahkan mengaca sendiri, periksa diri masing-masing. Kalau selama ini belum ada semangat untuk beribadah atau berbuat baik, berarti masih ada dosa yang belum terampuni. maka kita butuh taubat. Paham..??"

"Ketiga, lihalaawatil 'ibadah. Agar seluruh aktifitas ibadah dan kebaikan kita terasa lezat, enak dan nikmat. Jadi, kita bertaubat supaya ibadah dan semua pekerjaan sehari-hari kita itu manis rasanya, tidak hambar atau tidak menjadi beban saja. Biasanya kalau manusia terserang penyakit semisal flu atau demam, maka semua makanan yang kita makan itu tidak enak rasanya, tidak ada rasanya, hambar di lidah, tidak asin, dan susah masuk ke dalam tubuh. Itu tandanya jasmani kita sedang sakit. Nah, kalau ibadah seperti sholat itu tidak nikmat, menolong orang tidak asyik, maka itu alamat ruhani yang sedang sakit, hati sedang tidak beres. Maka obat penawarnya adalah taubat. Paham..?!

"Keempat, Li allaa yatarokama adzdzunuba fi qolbihi. Agar tidak menumpuk dosa-dosa di qolbu atau di jantung spiritualnya. Kembali kita baca sabda nabi, bahwa bila seorang hamba melakukan dosa, maka muncullah bintik hitam di hatinya. Bila hamba itu segera bertaubat, maka hatinya kembali mengkilap, bersih, bercahaya. Tapi bila ia mengulang-ulang terus maksiatnya, maka akan semakin bertambah titik-titik hitam itu sampai memenuhi rongga dadanya. Dan bila itu terjadi maka gelaplah perilaku manusia, menjadi buruklah ucapannya dan akan semakin jauh dari kebaikan."

"Meskipun yang kita lakukan adalah dosa kecil?" Tanya Lacodding

"Ya, dan perlu kalian pahami tentang rumus dosa. Tidak ada namanya dosa kecil, jika diremehkan dan diulang-ulang terus maka akan menjadi dosa besar juga. Sebaliknya, dosa sebesar apapun jika segera ditaubatkan maka sirnalah dosa itu---karena kasih sayang Allah yang luas kepada hamba-hambaNya". Paham..?!

"Kemudian yang terakhir, yakni yang kelima, li allaa yafja-al mawt. Supaya tidak keburu mati. Sebelum kita jadi mayat. Kullu nafsin dzaaiqotul mawt---setiap diri yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya mati. Dan kalau itu sudah tiba, maka tidak ada negoisasi lagi---tidak bisa ditunda dan tidak mungkin dimajukan. Laa yasta'khiruuna walaa yastaqdimuun. Oleh karena itu, jangan tunggu tua baru kemudian mau taubat. Bagaimana kalau ajal datang sebelum memasuki umur tua? Hahahaha... kan mati konyol namanya---suu-ul khotimah kata pak ustadz."

"Memang ada sebagian orang yang dikaruniai kemampuan untuk mengetahui tanda-tanda kematian, tahu kapan dia meninggal, bahkan ada yang sampai tahu caranya mati. Ruhnya keluar dan kembali sendiri tanpa bantuan malaikat pencabut nyawa. Tapi itu tidak banyak. Kalau orang seperti kita, ya mesti selalu siap-siaga mati. Makanya harus sering-sering memohon ampun. Kita harus setiap hari bertaubat karena dosa juga setiap hari. Hehehehe... Paham..?! "

"Trus cara, syarat dan rukunnya bagaimana?" Kembali lacodding bertanya.

"Taubat itu memang ada mekanismenya, ada adabnya, termasuk ada mandi taubat, sholat taubat, dan sebagainya. Tapi kita cukup yang sederhana saja dulu. Kapan-kapan kita lanjutkan kajian ini lebih mendalam. Ini baru kulitnya kulit. Untuk sementara minimal setiap sehabis sholat kita bertaubat dengan memperbanyak istighfar; astaghfirullah robbal baroya, astaghfirullah minal khothoya, astaghfirullah al-'azhiim...., semoga Allah berkenan mengampu....."

Lacaddo' belum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Lakudu' membentak.....

"Skak mat....!!!!. Ahahahh... akhirnya kukalako Caddo'. ... hahaha"

"Awwwee.... agaje' toba' toba'..... mateni rajae. Ikala bawakki' si.

Karena sibuk dan sok pintar menjelaskan taubat, Lacaddo' buyar konsentrasi dan strategi perangnya di papan catur, dan Lakudu' yang lihai memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu untuk menyerang benteng pertahanan Lacaddo'. King-nya buntu dan akhirnya mati terbunuh oleh pion Lakudu'.  Sementara kawan-kawannya yang lain pura-pura bodoh soal itu. Dan di situlah muncul sifat asli Lacaddo'.

"Anak sambala'..!!!" Kata Lacaddo' mengakhiri ceramahnya... [?]

0 komentar:

Posting Komentar

Cermin

Cermin
 
© Copyright 2035 Jaahil Murokkab